Materi Seni Budaya
Kelas XI IPA Semester 2
B. Sejarah Batik
Para
ahli masih belum dapat menyimpulkan secara pasti sejarah dan asal-muasal batik.
Jika ditelusuri 1.500 tahun lalu, terdapat teknik merintangkan warna (dye
resistance) seperti batik yang ditemukan di Mesir dan Timur Tengah.
Hal yang sama juga ditemukan di Turki, India, China, Jepang, dan Afrika Barat.
Walaupun berbagai Negara memiliki teknik merintang warna seperti batik, namun
tidak dari semua negara itu yang mengembangkan batik sebagai seni yang
sangat dikembangkan dan dipakai sehari-hari seperti di Jawa. Asal
muasal masuknya batik di Indonesia belum diketahui secara
pasti. Keragaman motif batik tidak lebih dari proses akulturasi atau
percampuran budaya. Ada beberapa kemungkinan motif batik yang mendapat pengaruh
dari budaya luar negeri, antara lain :
a. India,
Terdapat
persamaan motif ceplok (kuncup bunga yang sedang mekar) di India.
b. Perancis
atau Belanda
Ragam hias
buketan berasal dari bahasa Perancis dan Belanda “bouquet” atau
motif rangkaian bunga.
Batik
Hokokai atau batik pagi sore adalah jenis batik yang mendapat pengaruh dari
Jepang. Batik ini disebut batik pagi sore, karena terdapat dua sisi
motif batik yang berbeda. Penggunaannya, pada pagi hari digunakan sisi pertama,
dan sore harinya menggunakan sisi yang lain. Hal ini dikarenakan oleh sulitnya
memperoleh atau memproduksi batik, sehingga para pengrajin batik menghemat kain
batik dengan menerapkan teknik dua sisi motif batik. Ciri khas batik ini adalah
motifnya saling tumpuk dengan berbagai macam warna dan terdapat dua sisi motif
dalam satu kain batik.
d. China

e. Arab

Perkembangan
batik pada awalnya sangat pesat di pulau Jawa, terutama Jawa Tengah. Pembatikan
yang berjalan sangat pesat itu berjalan di daerah Solo dan Yogyakarta. Namun
pada akhirnya perkembangan batik juga merambah ke daerah pesisir seperti,
Indramayu, Pekalongan, Demak, Lasem, Cirebon, Tuban dan Madura.
Dalam
perkembangannya, batik Solo dan Yogyakarta sangat mempengaruhi batik daerah
pesisir, namun rakyat daerah pesisir tidak terpaku dengan pakem-pakem batik
Solo dan Yogyakarta yang merupakan daerah kekuasaan keraton. Fenomena ini
memberikan kebebasan rakyat untuk bebas memproduksi batik sesuai dengan corak
daerah masing-masing. Daerah pesisir merupakan daerah transit perdagangan yang
sering disinggahi kapal milik pedagang asing. Masuknya barang-barang dari luar
negeri seperti keramik China, kain cinde dari India barat (Gujarat) dan lainnya
sedikit banyak memberikan pengaruh kesenian daerah setempat, terutama daerah
pesisir. Dari sinilah lahir karya- karya baru dengan keunikan, keindahan dan
ciri khas tersendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar